Senin, 23 Maret 2015

Planaria sp.



Planaria sp. Memiliki tubuh yang pipih dan tidak memiliki rongga. Panjang tubuhnya mencapai 5-25 mm, bergerak menggunakan silia yang terdapat pada epiderdis bagian atas. Tubuh Planaria sp. Bersifat flexible, dapat memanjang atau memendek atau membelok dalam tiap arah. Sebagian besar tertutup oleh selapis epidermis yang mengandung banyak pigmen dan glandule yang terdiri ats satu sel. Kepala berbentuk segitiga, mempunyai dua bintik mata dan tiga tonjolan disebut auricular, yang beguna sebaga organon tactus. Mulut di bagian ventral, dan disebelah caudalnya terletak porus genitalis. Planaria sp. Memliki pharynx yang terletak di dalam rongga mulut, berbentuk silindris, bersifat muscular (berdinding otot). Mulut tubuler, bersifat muscular terletak pada permukaan ventral kira-kira pertengahan tubuh. Mulut dibatasi oleh epithelium dan mempunyai serabut-serabut otot yang berguna untuk membuka dan menutup mulut tersebut, pada saat menangkap dan memangsa makan. Rongga gastrovasculer Planaria sp.  Terdiri atas pharynx dan intestium.
Struktur Planaria tubuhnya pipih, memanjang dan lunak, berukuran kira-kira 15mm (5-25mm) panjang, bagian anterior (kepala) berbentuk segitiga tumpul, dan meruncing kearah belakang, dan berpigmen yang gelap. Planaria menghindari cahaya yang kuat dan pada siang hari.
Planaria merupakan salah satu cacing pipih yang hidup bebas, kebanyakan hidup di dalam air tawar atau air laut, atau tempat yang lembab di daratan (Santoso,1994). Klasifikasi Planaria adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Philum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Familia : Paludicola
Genus : Euplanaria
Spesies : Euplanaria sp
PlanarIa merupakan cacing pipih, yang hidup bebas di perairan yang jernih dengan ukuran tubuhnya yang kecil. Planaria tubuhnya selain pipih juga lonjong, dan lunak dengan panjang tubuh kira-kira antara 0,5-75mm. Bagian anterior (kepala) berbentuk segi tiga memiliki dua buah bintik mata Bintik mata Planaria hanya berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya dan belum merupakan alat penglihatan yang dapat menghasilkan bayangan.
Planaria tubuhnya pipih, lonjong dan lunak dengan panjang tubuh kira-kira antara 5-25 mm. Bagian anterior (kepala) berbentuk segitiga tumpul, berpigmen gelap kearah belakang, mempunyai 2 titik mata di mid dorsal. Titik mata hanya berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya dan belum merupakan alat penglihat yang dapat menghasilkan bayangan.
Lubang mulut berada di ventral tubuh agak kearah ekor, berhubungan dengan pharink (proboscis) berbentuk tubuler dengan dinding berotot, dapat ditarik dan dijulurkan untuk menangkap makanan. Di bagian kepala, yaitu bagian samping kanan dan kiri terdapat tonjolan menyerupai telinga disebut aurikel. Tepat di bawah bagian kepala terdapat tubuh menyempit, menghubungkan bagian badan dan bagian kepala, disebut bagian leher. Di sepanjang tubuh bagian ventral diketemukan zona adesif. Zona adesif menghasilkan lendir liat yang berfungsi untuk melekatkan tubuh planaria ke permukaan benda yang ditempelinya. Di permukaan ventral tubuh planaria ditutupi oleh rambut-rambut getar halus, berfungsi dalam pergerakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar