Planaria sp. Memiliki tubuh yang pipih dan tidak memiliki rongga. Panjang
tubuhnya mencapai 5-25 mm, bergerak menggunakan silia yang terdapat pada epiderdis
bagian atas. Tubuh Planaria sp. Bersifat flexible, dapat memanjang atau
memendek atau membelok dalam tiap arah. Sebagian besar tertutup oleh selapis
epidermis yang mengandung banyak pigmen dan glandule yang terdiri ats satu sel.
Kepala berbentuk segitiga, mempunyai dua bintik mata dan tiga tonjolan disebut
auricular, yang beguna sebaga organon tactus. Mulut di bagian ventral, dan
disebelah caudalnya terletak porus genitalis. Planaria sp. Memliki
pharynx yang terletak di dalam rongga mulut, berbentuk silindris, bersifat
muscular (berdinding otot). Mulut tubuler, bersifat muscular terletak pada
permukaan ventral kira-kira pertengahan tubuh. Mulut dibatasi oleh epithelium dan
mempunyai serabut-serabut otot yang berguna untuk membuka dan menutup mulut tersebut,
pada saat menangkap dan memangsa makan. Rongga gastrovasculer Planaria
sp. Terdiri atas pharynx dan intestium.
Struktur Planaria tubuhnya pipih, memanjang dan
lunak, berukuran kira-kira 15mm (5-25mm) panjang, bagian anterior (kepala)
berbentuk segitiga tumpul, dan meruncing kearah belakang, dan berpigmen yang
gelap. Planaria menghindari cahaya yang kuat dan pada siang hari.
Planaria merupakan salah satu cacing pipih yang
hidup bebas, kebanyakan hidup di dalam air tawar atau air laut, atau tempat
yang lembab di daratan (Santoso,1994). Klasifikasi Planaria adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Philum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Familia : Paludicola
Genus : Euplanaria
Spesies : Euplanaria sp
PlanarIa merupakan cacing pipih, yang hidup
bebas di perairan yang jernih dengan ukuran tubuhnya yang kecil. Planaria
tubuhnya selain pipih juga lonjong, dan lunak dengan panjang tubuh kira-kira
antara 0,5-75mm. Bagian anterior (kepala) berbentuk segi tiga memiliki
dua buah bintik mata Bintik mata Planaria hanya berfungsi untuk membedakan
intensitas cahaya dan belum merupakan alat penglihatan yang dapat menghasilkan
bayangan.
Planaria tubuhnya pipih, lonjong dan lunak
dengan panjang tubuh kira-kira antara 5-25 mm. Bagian anterior (kepala)
berbentuk segitiga tumpul, berpigmen gelap kearah belakang, mempunyai 2 titik
mata di mid dorsal. Titik mata hanya berfungsi untuk membedakan intensitas
cahaya dan belum merupakan alat penglihat yang dapat menghasilkan bayangan.
Lubang mulut berada di ventral tubuh agak
kearah ekor, berhubungan dengan pharink (proboscis) berbentuk tubuler dengan
dinding berotot, dapat ditarik dan dijulurkan untuk menangkap makanan. Di
bagian kepala, yaitu bagian samping kanan dan kiri terdapat tonjolan menyerupai
telinga disebut aurikel. Tepat di bawah bagian kepala terdapat tubuh menyempit,
menghubungkan bagian badan dan bagian kepala, disebut bagian leher. Di
sepanjang tubuh bagian ventral diketemukan zona adesif. Zona adesif
menghasilkan lendir liat yang berfungsi untuk melekatkan tubuh planaria ke
permukaan benda yang ditempelinya. Di permukaan ventral tubuh planaria ditutupi
oleh rambut-rambut getar halus, berfungsi dalam pergerakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar