Selasa, 24 Maret 2015

Pola Noda Darah



Bentuk/pola noda darah dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok utama, yaitu (Guyton, 2007):
A. Noda darah yang dihasilkan  dari  Extravasation Drops (Tetesan), Gushes dan Spur (Tetesan & semburan arteri; Pool (Genangan) :
1). Drops (Tetesan), yaitu noda tetesan  terbentuk sebagai akibat gaya grafitasi. Darah yang  keluar  dari luka memiliki massa  tertentu dan akan terjatuh sebagai bulatan berbentuk elips karena gaya grafitasi. Besarnya noda darah  tetesan tergantung pada volume arah yang menetes dan sifat-seifat permuaan dimana darah menetes.
2). Pool (Genangan), yaitu aliran darah dari luka (tampa tekanan) yang tergenang di tempat kejadian perkara karena faktor media dan gaya grafitasi.
3). Aliran (flows), Bentuk noda darah yang seringkali ditemukan ditempat kejadian perkara adalah pola aliran.  Pola  noda darah ini sering ditemukan pada tubuh korban, pada objek-objek tertentu di tempat kejadian perkara atau  pada permukaan  tertentu  di tempat kejadian perkara.  Terbentuknya pola noda darah tersebut diakibatkan oleh pengaruh grafitasi.
4). Drip (percikan cairan), yaitu bentuk Noda darah terbentuk ketika genangan darah terkena tetesan darah.
5). Saturation Stain (Serapan), yaitu noda yang terjadi bila benda tertentu (yg dpt) menyerap menyentuh darah dengan kuantitas yang besar (Genangan atau aliran darah).
6). Serum Separation (Pemisahan serum), yaitu noda darah yang terbentuk dari pemisahan antara cairan darah (Serum) dengan komponen padatan darah (sel/Pellet).
B. Pola/bentuk noda darah yang terlembar dari suatu benda :
1). Pattern Transfer (Noda salinan bentuk), yaitu noda darah yang dihasilkan bila objek yg membawa darah cair  bersentuhan dengan permukaan objek lain.
2). Swips (Noda Gesekan/Polesan), yaitu transfer  darah    pada   permukaan   target (benda tertentu) diakibatkan   oleh pergesekan antara permukaan target (diam) dengan benda yang bergerak  membawa darah.
C. Noda yang dihasilkan  dari  perpindahan/gerakan  darah :
1).  Noda Saputan (Wipes), yaitu noda darah saputan terbentuk ketika suatu objek (diam) yang  membawa  darah tergesek oleh suatu permukaan yang bergerak. Gerakan objek diperkirakan sebagai gerakan Lateral.
2). Cast – off (Lontaran), yaitu noda darah ini terbentuk bila benda membawa darah dikibaskan dan darah yang terlontar dari objek menyentuk suatu permukaan. Umumnya Noda lontaran ditemukan sebagai serentetan noda yang berurut sesuai dengan arah kibasan benda.
3). Spatter (Percikan), yaitu noda darah  percikan terbagi menjadi 2, Forward spatter (percikan kedepan) dan Back spatter (percikan kebelakang). Benturan yang terjadi pada suatu genangan darah akan mengakibatkan pecahnya kumpulan darah menjadi butiran – butiran yang lebih kecil dan terpercik kearah menjauhi pusat gaya.
4). Noda Expiratory (Noda darah pernafasan), yaitu  noda darah ini merupakan noda darah yang disemburkan dari mulut, hidung atau sistem pernapasan lainnya. Karena pengaruh tekanan pada saat pernapasan.Hal ini menyebabkan pemecahan kumpulan darah menjadi bagian – bagian yang lebih kecil.Sehingga noda darah pernafasan disamping ditemukan noda besar juga dijumpai bintik – bintik kecil noda darah disekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar