Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk
menentukan suhu tubuh adalah air raksa-kaca, elektronik dan sekali pakai.
Perawat bertanggung jawab untuk banyak menetahui dan terampil dalam menggunakan
alat ukur yang dipilih. Tingkat pendidikan inservice dapat mempengaruhi
keakuratan dan reabilitas pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran menggunakan
derajat celsius atau skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat perawat dapat
mengonversi skala dengan cara mngaktifkan tombol.
Jenis-jenis nya sebagai berikut (Campbell,2004):
1. Termometer air
raksa-kaca
Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang
paling dikenal, telah digunakan sejak abad ke-15. termometer tersebut terbuat
dari kaca yang pada salah satu ujungnya ditutup dan jung lainya dengan bentolan
berisi air raksa. Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral ( ujungnya ramping),
stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir). Ujung termometer oral langsing,
sehingga memungkinkan pentolan lebih banyak terpapar pada pembuluh darah di
dalam mulut. Termometer oral biasanya memiliki ujung berwarna biru. Termometer
stubby biasanya lebih pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral. Dapat
digunakan mengukur suhu dimana saja. Termometer rektar memiliki ujung yang
tumpul atau runcing, untuk mencegah trauma terhadap jaringan rektal pada saat
insersi. Termometer ini biasanya di kenali dengan ujung yang berwarna merah.
Keterlambatan waktu pencatatan dan dan mudah pecah merupakan kerugian dari
termometer air raksa-kaca. Keuntungan dari termometer air raksa-kaca adalah
harga murah, mudah diperoleh, dan banyak tersedia.
2. Termometer
elektronik
Termometer elektronik terdiri atas unit tampilan
tenaga batere yang dapat diisi ulang, kabel kawat yang tipis dan alas
yang memproses suhu yang dibungkus dengan kantung plastik sekali pakai. Salah
satu bentuk termometer elektronik menggunakan alat seperti pensil. Probe
tersendiri yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk oral
dapat juga digunakan untuk mengukur suhu di aksila. Selama 20 sampai 50 detik
dari insersi, pembacaan terlihat pada unit tampilan tanda bunyi yang terdengar
bila puncak pembacaan suhu terukur.
Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara
khusus untuk pengukuran timpanik. Spekulum otoskop dengan ujung sensor
inframerah mendeteksi penyebaran panas dari membran timpani. Dalam 2 sampai 5
detik dari mulai dimasukkan ke dalam kanal auditorius, hasilnya terlihat pada
layar. Tanda bunyi terdengar saat puncak bacaan suhu telah tercapai.
3. Termometer sekai pakai
Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal
berbentuk strip kecil yang terbuat dari plastik dengan sensor suhu pada salah
satu ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas matrik dari lekukan seperti titik
yang mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada perbedaan suhu.
Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada anak-anak. Dipakai dengan
cara yang sama dengan termometer aksila dan digunakan hanya sekali. Waktu yang
dibutuhkan untuk menunjukkan suhu hanya 60 detik. Termometer di ambil dan
dibaca setelah sekitar 10 detik supaya stabil. Bentuk lain dari termometer
sekali pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitif suhu. Digunakan pada dahi
atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang berbeda. Kedua jenis
termometer sekali pakai ini berguna untuk mengetahi suhu, khususnya pada bayi
yang baru lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar