Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga
pada pengamatan sediaan apus darah dibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 μm),
limfosit sedang dan limfosit besar (12 μm). Jumlah limfosit mendduki nomer 2
setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh
leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak.
Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit.
Intinya gelap karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus.
Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna
biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin karena butir-butir
azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari
seluruh limfosit dalam darah. Limfosit mempunyai kedudukan yang penting dalam
sistem imunitas tubuh, sehingga sel-sel tersebut tidak saja terdapat dalam
darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid. Berbeda
dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan dari sumsum
tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami
differensiasi lebih lanjut. Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam
respon immunologik, maka sel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten.
Sel limfosit imunokompeten dibedakan menjadi limfosit B dan limfosit T,
walaupun dalam sediaan apus kita tidak dapat membedakannya. Limfosit T
sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus, sedangkan limfosit
B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringan
sumsum tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi
immunologiknya. Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune
seluler dan mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen
asing. Sel limfosit B bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody
response yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara khusus dengan
antigen asing yang menyebabkan antigen asing tersalut antibody, kompleks ini
mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K)
dari organisme yang menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat
dibedakan ketika diaktifkan oleh antigen (Bloom, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar