Senin, 23 Maret 2015

jeruk purut



Nama Spesies : Citrus hystrix D.C     
Nama Lokal    : Jeruk purut
Perdu; tinggi 5-7,5 m; Akar tunggang, putih kekuningan; Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, berduri, hijau kotor; Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi beringgit, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 4-5,5 cm, lebar 2-2,5 cm, kedua permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda atau kekuningan, buram, jika diremas baunya harum; Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, kelopak berbentuk bintang, benang sari silindris panjang 3-6 mm, kepala putik bulat, mahkota lima helai, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuning-kuningan; Buahnya berbentuk bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjol-benjol, rasanya asam agak pahit, diameter 4-5 cm, daging buah hijau.
Tumbuhan ini berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, tanaman ini sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Di Indonesia tersebar di wilayah: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatra Utara).
           Tumbuhan ini berfungsi untuk mengatasi lelah, mengobati influenza, mengobati kulit bersisik dan mengelupas, mewangikan kulit kepala, sebagai bumbu masak, penetral bau amis, pengharum masakan, untuk sambal, sebagai wewangian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar